Sabtu, 05 November 2011

Niat baik Kita tidak selalu baik dimata orang lain

Yue Yue, bocah yang mengalami kecelakaan ditabrak mobil hingga memancing perhatian masyarakat dunia, telah meninggal dunia. Sementara itu, Chen Xianmei, wanita yang menolongnya pertama kali, memilih untuk meninggalkan tempat tinggalnya karena dituduh mencari popularitas. Kasus tabrak lari seorang anak berumur 2 tahun yang kemudian dibiarkan terkapar begitu saja oleh masyarakat sekitarnya telah menyita perhatian dunia. Kini anak malang itu yang bernama Yue Yue atau Wang Yue, telah meninggal dunia. Kepergiannya meninggalkan luka serius bagi sejarah kemanusiaan di China.


Chen Xianmei, wanita yang menolongnya pertama kali, memilih untuk meninggalkan tempat tinggalnya
karena dituduh mencari popularitas.
Orang-orang yang terlibat dalam kasus ini diekspos secara habis-habisan, baik itu pengemudi yang menabrak, maupun orang-orang yang menunjukan sikap tak pedulinya dalam rekaman kamera CCTV. Kita tentu berharap kasus ini akan menjadi cermin bagi masyarakat di sana untuk lebih memperhatikan sisi manusiawi mereka. Namun sayangnya, harapan itu masih terlalu jauh.


Ketika Yue Yue terbaring tak berdaya di lokasi kejadian, hanya ada satu orang yang peduli dengan kondisi gadis itu. Ia adalah Chen Xianmei. Mungkin berkat Chen, Yueyue masih sempat dirawat di rumah sakit selama sepekan sebelum gadis malang itu menghembuskan nafasnya yang terakhir.


Mrs. Qu, ibu Yue Yue sangat berterimakasih kepada Chen Xianmei, wanita yang menolongnya pertama kali.
Setelah itu Chen segera dianggap sebagai seorang pahlawan. Ia diberi kesempatan kerja tetap dan sejumlah uang dari perusahaan lokal. Namanya langsung melambung setelah terpampang di berbagai macam media. Banyak orang yang kagum padanya, tetapi, seperti yang ditulis oleh Shanghaiist, tidak sedikit pula orang yang justru malah membenci wanita ini. Bagi sebagian orang, apa yang dilakukan Chen terhadap Yue Yue, tak lebih dari sekedar mencari popularitas dan uang. Mereka menuduh Yen sebagai orang yang oportunis.

Gelombang reaksi dari orang-orang yang membenci (atau iri) terhadap Chen semakin hari semakin meningkat. Dibarengi dengan orang pemerintah dan wartawan yang tak henti-hentinya berkunjung ke rumah Chen siang dan malam. Wanita itu akhirnya memilih untuk angkat kaki dari tempat tinggalnya di Foshan. Chen begitu trauma, bahkan kini menonton acara berita di televisi saja ia tidak berani.

"Banyak orang yang mengatakan bahwa saya melakukan itu untuk mendapatkan ketenaran dan uang. Bahkan kini tetangga saya juga mengatakan hal yang sama!" ujar Chen. Dia mengatakan dirinya tidak seperti yang dituduhkan hingga ia takut mendengar perkataan orang lain sampai ia tidak berani menonton siaran televisi.

"Saya sama sekali tak bermaksud demikian, dan saya sekarang takut mendengar perkataan dari orang lain sampai-sampai saya tak berani untuk melihat siaran berita di televisi. Saya tidak melakukan itu untuk mendapatkan uang," tegasnya. Air matanya berlinang ketika ia mengatakan, "Saya tidak mencuri atau merampok. Apa yang saya lakukan hanyalah untuk menyelamatkan anak itu".

Fenomena sosial yang menyedihkan seperti ini tentu membuat kita bertanya. Apa gerangan yang menyebabkan tumpulnya rasa kemanusian dari sebagian masyarakat di China? Menurut thediplomat.com, fenomena ini terjadi karena jati diri China itu sendiri. Sebagai negara yang tingkat ekonominya mengalami peningkatan secara pesat dan tajam, ekonomi kini telah menjadi tolak ukur utama bagi sebagian masyarakat di sana.

Masyarakat China di bawah didikan Partai Komunis China (PKC) telah berkembang menjadi terlalu utilitarian, mereka telah mencapai tingkat dimana mereka tidak dapat lagi mentoleransi orang-orang yang bertindak atas dasar altruistik (mementingkan kepentingan orang lain dibandingkan kepentingan dirinya sendiri). Mereka hanya bisa menganalisa tindakan heroik Chen atas dasar untung dan rugi yang ujung-ujungnya selalu dikaitkan dengan adanya reward berupa materi.

Mereka ini adalah orang-orang yang protes ketika Chen berhasil mendapatkan banyak pujian dan uang dari tindakannya tersebut, sedangkan ketika dulu mereka pernah menolong orang lain, mereka tidak mendapat perlakuan yang sama.

Terlepas dari benar atau tidaknya analisa diatas, Chen adalah bukti nyata bahwa di China masih ada orang-orang yang rasa kemanusiaannya tidak tergores oleh fenomena pergesekan moral dan sosial. Dan mereka tidah hanya satu atau dua. Hingga saat ini, situs jejaring sosial di China masih dipenuhi oleh orang-orang yang menyesali kepergian Yue Yue. Dan tidak sedikit pula dari mereka yang merasa malu atas perlakuan 'tidak peduli' yang ditunjukan oleh teman-teman sebangsa mereka di China.

Selasa, 01 November 2011

10 - 22 Oktober'11 Bali - NTB

Pecipro Slideshow: Andreasaji’s trip from Surabaya, Java, Indonesia to Sumbawa Besar was created by TripAdvisor. See another Sumbawa Besar slideshow. Take your travel photos and make a slideshow for free.

Perjalanan tahun lalu

New Picture Slideshow: Andreasaji’s trip from Surabaya, Java, Indonesia to 5 cities Bali, Yogyakarta, Singaraja, Tabanan and Lumajang was created by TripAdvisor. See another Indonesia slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.

Penghubung Engine dan Generator

Agar dapat menghasilkan listrik yang berkualitas tinggi ( tegangan dan frekuensinya stabil ), maka generator harus bekerja pada kecepatan putar ( rpm ) tertentu sesuai rekomendasi pabrik. Agar dapat berputar, generator harus dihubungkan dengan mesin penggerak yang dapat berupa motor bakar, turbin air, turbin uap, kincir angin, kincir air, dsb. Agar pembangkit listrik memiliki kinerja dan efisiensi maksimal, perlu didesain sedemikian rupa sehingga mesin penggerak maupun generator bekerja pada kecepatan putar ideal ( peak speed ) masing-masing. Untuk mencapai keadaan ideal tersebut, diperlukan jenis penghubung yang sesuai dengan perbandingan kecepatan antara shaft mesin penggerak dengan shaft generator. Adapun perbandingan kecepatan putar tersebut ada 3 macam yaitu :
Pereduksi-1
Pereduksi-2
Pereduksi-3
Gear box
1. Kecepatan putar mesin penggerak sama dengan kecepatan putar generator.
Untuk keadaan ini, dapat digunakan sambungan langsung dimana poros mesin penggerak tersambung langsung ( coaxis ) dengan poros generator yang lazim digunakan pada genset motor bensin portable. Alternatif kedua, dapat digunakan direct couple seperti yang digunakan pada mesin pemotong rumput. Alternatif ketiga, dapat digunakan sambungan tidak langsung yaitu sistim pulley-belt atau sistim gear-rantai atau sistim gear to gear ( diameter kedua pulley atau jumlah gigi kedua gir musti sama ).
2. Kecepatan putar mesin penggerak lebih rendah daripada kecepatan putar generator.
Untuk keadaan ini, diperlukan sistim multiplikasi putaran sebagai penghubung. Jika perbedaan kecepatan putar tersebut tidak terlalu jauh ( lebih dari 1 : 3 ), dapat digunakan sistim multiplikasi tunggal yang cukup sederhana. Adapun sistim multiplikasi tersebut dapat berupa sistim pulley-belt yang terdiri dari sebuah pulley besar pada shaft mesin penggerak dan sebuah pulley kecil pada shaft generator yang dihubungkan oleh sebuah belt. Alternatif kedua, dapat berupa sistim gear-rantai yang terdiri dari sebuah gear ( sproket ) besar pada shaft mesin penggerak dan sebuah gear ( sproket ) kecil pada shaft generator yang dihubungkan oleh sebuah rantai. Alternatif ketiga, dapat berupa sistim gear to gear yang terdiri dari sebuah gear besar pada shaft mesin penggerak dan sebuah gear kecil pada shaft generator yang saling bersinggungan.
Jika perbedaan kecepatan putar tersebut cukup jauh ( kurang dari 1 : 3 ), perlu digunakan sistim multiplikasi bertingkat yang cukup rumit. Untuk keperluan itu, dapat digunakan gear box type HELICAL sebagai salah satu alternatif yang banyak dipakai. Sedangkan gear box type WORM tidak dapat dipakai untuk sistim multiplikasi karena bersifat irreversibel ( tidak dapat dibalik ). Alternatif lain, dapat juga digunakan sistim pulley-belt bertingkat atau sistim gear-rantai bertingkat. Adapun banyaknya tingkat, tergantung dari Total Multiplication Ratio ( TMR ) yang diperlukan.
3. Kecepatan putar mesin penggerak lebih tinggi daripada kecepatan putar generator.
Untuk keadaan ini, diperlukan sistim pereduksi putaran sebagai penghubung. Jika perbedaan kecepatan putar tersebut tidak terlalu jauh ( kurang dari 3 : 1 ), dapat digunakan sistim pereduksi tunggal yang cukup sederhana. Adapun sistim pereduksi tersebut dapat berupa sistim pulley-belt yang terdiri dari sebuah pulley kecil pada shaft mesin penggerak dan sebuah pulley besar pada shaft generator yang dihubungkan oleh sebuah belt. Alternatif kedua, dapat berupa sistim gear-rantai yang terdiri dari sebuah gear ( sproket ) kecil pada shaft mesin penggerak dan sebuah gear ( sproket ) besar pada shaft generator yang dihubungkan oleh sebuah rantai. Alternatif ketiga, dapat berupa sistim gear to gear yang terdiri dari sebuah gear kecil pada shaft mesin penggerak dan sebuah gear besar pada shaft generator yang saling bersinggungan.
Jika perbedaan kecepatan putar tersebut cukup jauh ( lebih dari 3 : 1 ), perlu digunakan sistim pereduksi bertingkat yang cukup rumit. Untuk keperluan itu, dapat digunakan gear box baik yang type HELICAL maupun type WORM sebagai salah satu alternatif yang banyak dipakai. Alternatif lain, dapat juga digunakan sistim pulley-belt bertingkat atau sistim gear-rantai bertingkat. Adapun banyaknya tingkat, tergantung dari Total Reduction Ratio ( TRR ) yang diperlukan.
Pada sebagian besar pembangkit listrik, kecepatan putar mesin penggerak tidak sama dengan kecepatan putar generator. Oleh karena itu, salah satu hal yang harus dilakukan dalam perencanaan sistim pembangkit listrik adalah menjembatani perbedaan kecepatan putar ( rpm ) ideal antara shaft generator dengan shaft turbin. Untuk itu, perlu dibuat desain suatu sistim pereduksi atau sistim multiplikasi yang berfungsi mentranformasi kecepatan putar ideal shaft turbin menjadi kecepatan ideal shaft generator tanpa banyak kehilangan daya. Secara prinsip, sistim pereduksi atau sistim multiplikasi adalah semua sistim mekanik mulai dari pulley atau gear yang terpasang pada shaft turbin, kemudian gear box ( jika ada ), sampai dengan pulley atau gear yang terpasang pada generator. Jadi bukan hanya gear box saja yang merupakan bagian dari sistim pereduksi atau sistim multiplikasi putaran. Demikian juga sebaliknya, sistim pereduksi atau sistim multiplikasi putaran tidak selalu berupa gear box.
Adapun perbedaan antara sistim pereduksi dan sistim multiplikasi adalah pada transformasi kecepatan yang dihasilkannya. Sistim pereduksi mentransformasikan kecepatan putar tinggi menjadi kecepatan putar yang lebih rendah. Sedangkan sistim multiplikasi mentransformasikan kecepatan putar rendah menjadi kecepatan putar yang lebih tinggi. Sistim pereduksi digunakan jika kecepatan putar mesin penggerak ( termasuk turbin ) lebih tinggi daripada kecepatan putar generator. Situasi seperti itu lazim ditemui pada PLTA, PLTU, PLTGU, dan PLTP. Sedangkan sistim multiplikasi digunakan jika kecepatan putar mesin penggerak lebih rendah daripada kecepatan putar generator. Situasi seperti itu lazim ditemui pada PLTMH yang menggunakan kincir lintasan sebagai tenaga penggerak. Dalam artikel ini hanya akan dibahas tentang sistim pereduksi saja. Adapun sistim multiplikasi akan dibahas dalam artikel tersendiri jika ada yang request.
SISTIM PEREDUKSI PUTARAN
Sistim pereduksi putaran yang dibahas di bawah ini dapat diterapkan pada semua jenis pembangkit listrik maupun pada proyek lainnya yang memerlukan sistim pereduksi putaran secara umum.
Untuk dapat menentukan jenis pereduksi yang paling tepat dengan kebutuhan, perlu diketahui dulu data teknis dari mesin penggerak dan generator yaitu antara lain :
a. Kecepatan putar mesin penggerak ( rpm ) yang memberikan efisiensi konversi tertingi ( peak speed ). Kalau diinginkan, boleh juga bukan peak speed ( biasanya diatasnya peak speed ) dengan maksud untuk memperoleh output daya yang lebih besar namun harus rela mengorbankan sedikit efisiensi.
b. Kecepatan putar generator ( rpm ) yang direkomendasikan oleh pabrik. Kecepatan putar generator musti mengikuti standar dengan toleransi sekitar 2-5 % saja. Jika terlalu tinggi atau terlalu rendah melewati batas toleransinya, maka kualitas listrik yang dihasilkan akan berkualitas rendah ( tegangan dan frekuensinya tidak sesuai standar ).
c. Daya yang yang dihasilkan mesin penggerak ( watt atau HP ) pada kecepatan kerja yang ditetapkan pada bagian a di atas
d. Daya dari generator ( watt atau HP ) pada kecepatan kerja yang direkomendasikan pabrik pada bagian b di atas
Setelah semua data bagian a-b-c-d tersebut di atas telah lengkap, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis dan kalkulasi dengan mengikuti langkah-langkah berikut :
1. Memastikan bahwa daya mesin penggerak ( data c ) musti 5-10 % lebih besar dari pada daya generator ( data d ) agar sistem dapat bekerja normal sesuai harapan. Hal itu disebabkan oleh kehilangan daya akibat adanya slip dan atau gesekan pada sistim mekanik seperti bearing, gear, belt, rantai, dsb. Kehilangan daya tersebut bisa mencapai 5-10 persen dari daya total. Jika ternyata daya mesin penggerak tidak lebih besar daripada daya generator, maka musti dilakukan penggantian / perubahan rencana. Alternatif pertama adalah memperbesar daya mesin penggerak jika memungkinkan. Alternatif kedua adalah mengganti generator dengan daya yang lebih kecil.
2. Menghitung Total Reduction Ratio ( TRR ) ideal yang diperlukan berdasarkan data a dan b di atas.
3. Setelah mendapatkan TRR ideal, langkah selanjutnya adalah mendesain rangkaian sistim pereduksi yang memiliki TRR aktual yang sama dengan TRR ideal. Jika tidak bisa diperoleh yang betul-betul sama, maka bisa digunakan TRR aktual sedikit di atas TRR ideal denan toleransi maksimal 5 %. Adapun pemilihan jenis sistim pereduksi yang akan digunakan, perlu mempertimbangan besar kecilnya TRR dengan pedoman sebagai berikut :
• Jika TRR kurang dari 3, dapat digunakan sistim pereduksi sederhana ( lihat gambar ). Adapun sistim pereduksi tersebut dapat berupa sistim pulley-belt yang terdiri dari sebuah pulley kecil pada shaft mesin penggerak dan sebuah pulley besar pada shaft generator yang dihubungkan oleh belt. Alternatif kedua, dapat berupa sistim gear-rantai yang terdiri dari sebuah gear ( sproket ) kecil pada shaft mesin penggerak dan sebuah gear ( sproket ) besar pada shaft generator yang dihubungkan oleh rantai.
• Jika TRR lebih dari dari 3, perlu digunakan sistim pereduksi bertingkat yang lebih rumit. Untuk keperluan itu, dapat digunakan sistim pereduksi bertingkat baik sistim pulley-belt maupun sistim gear-rantai. Adapun banyaknya tingkat, tergantung dari TRR yang diperlukan. Jika TRR kurang dari 3, cukup satu tingkat. Jika TRR antara 3 dan 9, bisa 2 tingkat. Jika TRR antara 9 dan 27, bisa 3 tingkat. Dan jika TRR lebih dari 9, perlu dipertimbangkan penggunaan gear box agar tidak terlalu rumit. Adapun gear box yang dapat digunakan dapat dipilih yang type HELICAL maupun type WORM. Selain harus memilih rasio yang tepat, pemilihan gear box juga wajib memperhitungkan kekuatan yang harus dipikulnya agar tahan lama dan efisien. Gear box yang terlalu kecil, akan cepat rusak. Kalau terlalu besar, boros biaya dan tidak efisien karena banyak kehilangan daya. Mengenai type gear box, yang type HELICAL relatif lebih aman dari pada type WORM jika digunakan untuk memutar beban yang mempunyai momentum anguler yang besar seperti generator. Karena bersifat irreversibel, gear box type WORM bisa rontok jika belt penghubung turbin dan gear box putus ketika sedang berputar kencang . Hal itu disebabkan oleh momentum anguler generator yang akan memaksa bagian output gear box untuk tetap berputar selama beberapa saat sebelum momentumnya habis dan berhenti. Hal itu tidak akan terjadi pada gear box type HELICAL jika belt tersebut putus karena bersifat reversible. Sifat irreversible pada gear box type WORM disebabkan oleh konstruksi gearnya yang berbentuk seperti mekanik pemutar senar gitar. Dengan konstruksi seperti itu, pemutar dapat menggerakkan penggulung senar, tapi penggulung senar tidak bisa menggerakkan pemutar dan jika dipaksa bisa rontok. Gear box pada mobil apapun, semuanya type HELICAL, jadi pasti aman dipakai untuk dinamo. Tetapi dapat dipakai hanya jika rasionya cocok. Rumus untuk menghitung rasio gear box type HELICAL ( jika tidak dicantumkan rasionya ) adalah :
Sedangkan rasio gear box type WORM lebih mudah dihitung karena rasionya sama dengan jumlah gigi pada gear outputnya.
Catatan :
Jika akan menggunakan sistim pulley-belt atau sistim gear-rantai baik tunggal maupun bertingkat, ada cara menghitungnya tersendiri ( lihat contoh pada gambar ). Demikian juga jika menggunakan sistim gear-rantai, TRR aktual bisa dihitung dengan cara yang sama hanya dengan mengganti diameter pulley menjadi jumlah gigi. Hal itu tidak diuraikan panjang lebar disini karena pilihan anda sudah mengarah kepada gear box mobil yang sudah diketahui rasionya. Jika seandainya rasio gear box mobil yang akan dipakai belum diketahui, bisa dibuatkan sketsanya dan keterangan jumlah gigi-giginya serta arah putarannya untuk dihitung secara tepat rasionya. Tentu saja harus dihitung sendiri-sendiri secara terpisah untuk tiap-tiap nomor speed ( perseneling ) mulai dari perseneling 1 sampai top speed ( perseneling tertinggi ) yang tersedia. Caranya sederhana asal ada sketsa dan datanya. Saya sendiri tidak punya data tentang rasio dari gear box mobil sehingga harus menghitungnya dulu ketika membutuhkan.
Terimakasih dan salam eksperimen.